Friday, May 1, 2009

Marah, panyakit jantung koroner dan mati mendadak

Marah, panyakit jantung koroner dan mati mendadak

......pada wanita dengan gejala depresi sangat berhubungan dengan kematian PJK fatal.........

Suatu tinjauan meta-analisis dilakukan untuk menilai apakah kemarahan dan hostiliti (kebencian) mempunyai kaitan dengan PJK?

Yoichi Chida dan Andrew Steptoe melakukan studi kohort prospective dengan menggunakan metode kuantitatif. Sebagaimana dimaklumi efek yang buruk telah dievaluasi bahwa ada hubungan antara marah dan benci (hostilile) dengan PJK, akan tetapi review sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konklusif. Kedua penelitian melakukan penelitian meta-analisis data dasar dengan memakai MEDLINE, pscINFO, web of science dan PUBMed sampai bulan November 2008. Dua orang Reviewer secara independen melakukan ekstraksi data untuk karakteristik studi, kualitas dan perkiraan ada tidaknya hubungan.

Dari 25 penelitian dari 21 artikel yang meneliti keluaran PJK dari populasi yang awalnya sehat dan 19 studi (18 artikel) dari sampel yang ada PJK. Marah dan benci berhubungan dengan peningkatan kejadian PJK pada populasi yang sebelumnya sehat dengan kombinasi rasio bahaya (HR) 1,19;95v% CI 1.05-1,35, dengan p=0.008 dan prognosis yang buruk pada populasi PJK (HR 1,24; 95% CI 1,09-1,42, p=0,002). Efek buruk lebih nyata pada lelaki dibandingkan wanita. Sebagai simpulan sifat marah dan benci berhubungan secara bermakna pada individu sehat yang mengalami PJK, palagi pada penderita PJK. Menjadi jelas arahan untuk melakukan intevensi psikologis pada penderita disamping tatalaksana fisik maupun obat yang telah dilakukan selam ini.

Penelitian lain yang dilakukan Whang dan kawan-kawan menguatkan kesimpulan meta analisis tersebut.

Whang W dkk melakukan penelitian pada populasi Nurses Health Study memakai kuesioner untuk menilai gejala depresi dan variabel proxy untuk depresi secara klinis. Gejala klinis dinilai dengan indeks kesehatan mental (the Mental Health Index/MHI-5). Dikategorikan berat jika skor MHI-5<53 t dan atau pemakaian anti depresi. Kemudian dilakukan asosisasi dengan kejadian kardiak (kematian karena PJK fatal atau mati mendadak).

Kuesioner telah diberikan pada tahun 1992, 1996, dan 2000. HAsil akhir pertama (primary endpoint) adalah SCD (mati mendadak) fatal CHD dan infark miokard non fatal. Hasil penelitian menunjukkan diantara 63,469 wanita tanpa PJK/strok sebelumnya pada tahun 1992, ternyata 7,9% mempunyai MHI-5 skor<53. Gejala depresi mempunyai hubungan dengan kejadian PJK, dan asosiasi tersebut sangat kuat untuk PJK yang fatal, sedangkan hubungan tetap bermakna setelah dilakukan kontrol faktor risiko (HR1,49; 955 CI 1.11-2 untuk MHI-5 skor<53. Dengan memakai model variabel proxy untuk depresi secara klinis sangat berhubungan dengan mati mendadak dengan rasio bahaya mencapai dua kali lipat (HR:2,33; 95%CI 1.47-3,70) dan risiko ini terutama berhubungan secara spesifik dengan pemakaian obat anti-depresi dengan rasio bahaya untuk SCD mencapai 3 kali lipat (HR 3,34; 95% CI 2,03-5,50). Sebagai simpulan pada wanita gejala depresi sangat berhubungan dengan kematian PJK fatal, dan pemakaian obat anti depresi mempunyai hubungna yang spesifik dengan mati mendadak. Meskipun pemakaian antidepresi memberikan pertanda sebagai depresi yang berat, hubungan yang spesifik ini perlu penelitian lebih lanjut.

Marah dan benci adalah dua sifat yang tidak baik, karenanya segera tinggalkan. Jadilah penyabar dan penuh kasih.